Pupuk Za


Apa Itu Pupuk?


Pupuk ialah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi keperluan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa materi organik ataupun non organik. Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan untuk kemajuan dan pertumbuhan tumbuhan, sementara perhiasan mirip hormon flora membantu kelancaran proses metabolisme.




Apa itu Pupuk ZA ???


Pupuk ZA yaitu pupuk kimia bikinan (pupuk anorganik) yang dirancang untuk memberi suplemen haranitrogen dan welirang bagi tumbuhan. Nama ZA yakni akronim dari ungkapan bahasa Belanda, zwavelzure ammoniak, yang bermakna amonium sulfat (NH4SO4). Pada umumnya, amonium sulfat banyak dipakai selaku pupuk untuk memberikan unsur hara nitrogen dan sulfur pada tanaman pertanian dan perkebunan.


Pupuk-ZA


Amonium sulfat merupakan pupuk yang bagus bagi tanaman padi, tumbuhan jeruk, flora-tumbuhan yang merambat, dan utamanya mampu dipakai untuk tanah yang mempunyai pH yang tinggi. Manfaat dari pupuk ZA ialah mampu mengembangkan buatan dan mutu panen, memperbesar daya tahan flora kepada gangguan hama, penyakit, dan kekeringan, serta memperbaiki rasa dan warna hasil panen (Horties, 2011).




Dalam pupuk ZA mengandung beberapa komponen hara, diantaranya unsur hara welirang (S) mempunyai faedah yg besar untuk kemajuan flora. Adapun faedah dari unsur hara belerang (S) yakni untuk membantu pembentukan butir hijau sehingga daun lebih hijau, memperbesar kandungan protein dan vitamin flora, berperan dalam sintesis minyak yang berkhasiat pada proses pembuatan gula, dan memacu pertumbuhan anakan produktif (Ihsan, 2012). Keberadaan bagian belerang dapat dianalisis dengan sistem gravimetri. Metode ini dipilih alasannya adalah komponen sulfur (S) pada pupuk ZA tergolong komponen makro ialah sebesar 23,8 % (SNI 02-1760, 2005).




Selain mengandung unsur hara sulfur (S), Ammonium Sulfat (ZA) juga mengandung komponen hara nitrogen (N). Unsur hara nitrogen (N)  yang berasal dari Urea dan ZA ialah hara makro utama bagi tanaman selain P dan K dan terkadang menjadi factor pembatas dalam buatan tanaman. Menurut Gardner dkk, (1991), definisi nitrogen (N) membatasi pembesaran sel dan pembelahan sel. nitrogen (N) berperan selaku materi penyusun klorofil dan asam amino, pembentukan protein, esensial bagi aktivasi karbohidrat, dan unsur enzim, serta menstimulasi kemajuan dan acara akar serta mengembangkan absorpsi unsur-bagian hara lainnya (Olson dan Kurtz, 1982).




Di samping dipakai sebagai pupuk, amonium sulfat juga digunakan sebagai nutrisi penambah kadar nitrogen dalam proses fermentasi, selaku adonan cairan pemadam kebakaran, penyamakan, kuliner ternak, tergolong proses pembuatan kuliner (Hal. 726-728, Kirk-Othmer, 1994).




Artikel Lain : Pupuk Anggrek Agar Cepat Berbunga




Wujud pupuk ini butiran kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah. Pupuk ini higroskopis (mudah menyerap air) walaupun tidak sekuat pupuk urea,alasannya adalah reaksi kerja pupuk ZA agak lambatsehingga digunakan selaku pupuk dasar dan susulan,senyawa kimianya stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu lama, dapat dicampur dengan pupuk lain, serta kondusif digunakan untuk semua jenis tumbuhan. Karena ion sulfat larut secara kuat, sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ini memiliki peluang menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya. Sifat ini perlu diperhatikan dalam penyimpanan dan pemberiannya.




Kandungan Pupuk ZA


Pupuk ZA mengandung belerang 24 %(dalam bentuk sulfat)dan nitrogen 21 %(dalam bentuk ammonium). Kandungan nitrogennya cuma separuh dari urea, sehingga lazimnya pemberiannya dimaksudkan sebagai sumber pemasok hara sulfur pada tanah-tanah yang miskin bagian ini. Namun demikian, pupuk ini menjadi pengganti wajib urea selaku pemasok nitrogen bagi pertanaman tebu sebab tebu akan mengalami keracunan jika diberi pupuk urea.




Ada beberapa keuntungan dari pupuk anorganik, yaitu (1) Pemberiannya dapatterukur dengan sempurna, (2) Kebutuhan tanaman akan hara mampu dipenuhi denganperbandingan yang tepat, (3) Pupuk anorganik tersedia dalam jumlah cukup, dan (4)Pupuk anorganik gampang diangkut alasannya adalah jumlahnya relatif sedikit dibandingkan denganpupuk organik.




Definisi Pupuk Za


Pupuk ialah material yang ditambahkan ketanah atau tajuk tumbuhan dengan tujuan untuk melengkapi katersediaan unsur hara. Pupuk digolongkan menjadi dua, adalah pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik yaitu pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang dimasak lewat proses pembusukan (dekomposisi) oleh basil pengurai. Contohnya yaitu pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tumbuhan, dan pupuk sangkar berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan bagian hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis bagian hara tersebut rendah.




Pupuk anorganik atau pupuk bikinan yakni jenis pupuk yang dibentuk oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga mempunyai prosentase kandungan hara yang tinggi. Menurut jenis komponen hara yang dikandungnya, pupuk anorganik mampu dibagi menjadi dua adalah pupuk tunggal dan pupuk majemuk.




Artikel Lain : Cara Membuat Pupuk Organik Cair




Pada pupuk tunggal, jenis komponen hara yang dikandungnya cuma satu macam. Biasanya berupa unsur hara makro primer, misalnya urea yang cuma mengandung bagian nitrogen. Pupuk majemuk yakni pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis komponen hara. Penggunaan pupuk ini lebih praktis karena cuma dengan satu kali penebaran, berbagai macam komponen hara dapat diberikan. Contoh pupuk beragam antara lain diamonium phospat yang mengandung komponen nitrogen dan fosfor.




Ammonium Sulfat (ZA) ialah salah satu jenis pupuk sintetis yang mengandung komponen hara N. Unsur hara N yang berasal ZA merupakan hara makro utama bagi flora selain P dan K dan kerap kali menjadi faktor pembatas dalam bikinan tumbuhan. Menurut Gardner dkk. (1991), defisiensi N menghalangi pembesaran sel dan pembelahan sel. N berperan selaku materi penyusun klorofil dan asam amino, pembentuk protein, esensial bagi aktivasi karbohidrat, dan bagian enzim, serta menstimulasi pertumbuhan dan aktivitas akar serta mengembangkan penyerapan bagian-bagian hara yang lain (Olson dan Kurtz, 1982).




Amonium Sulfat [(NH4)­­2SO4] adalah senyawa kimia yang berwujud padat, berwarna putih, berbentuk kristal (pada T > 513oC), larut dalam air, tidak larut dalam alkohol, dan mempunyai titik leleh 235-280oC pada tekanan 1 atm. Menurut Hilman dkk. (1993, dalam Widyastuti, 1996), pupuk N dalam bentuk ammonium sulfat (ZA) yang diberikan ke dalam tanah pertama-tama akan diserap (adsorpsi) oleh kompleks koloid tanah dan bentuk N (NH4+) cenderung tidak hilang dan tercuci air.Wujud pupuk ini butiran kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah. Pupuk ini higroskopis (mudah menyerap air) meskipun tidak sekuat pupuk urea. Karena ion sulfat larut secara kuat, sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ini memiliki peluang menurunkan pH tanah.




Ammonium Sulfat banyak dimanfaatkan selaku pupuk nitrogen dan umumdisebut pupuk ZA (Zwuafel Ammonium), utamanya pada tumbuhan industri dan perkebunan diantaranya tebu, tembakau, cengkeh, kopi, lada, kelapa sawit, dan teh. Selain selaku pupuk, senyawa Amonium Sulfat juga dipakai dalam bidang industri mirip untuk pengolahan air, fermentasi, bahan tahan api dan penyamakan. Amonium Sulfat ialah jenis pupuk anorganik yang terdiri dari bagian Sulfur (24% berat) dalam bentuk ion Sulfat dan bagian Nitrogen (21% berat) dalam bentuk ion Amonium (James G. Speight, 2002).




Pupuk ZA diperlukan tanaman untuk memenuhi keperluan bagian hara Nitrogen (N) dan Belerang (S). Adapun faedah dari komponen hara Belerang yakni :



  1. Membantu pembentukan butir hijau sehingga daun lebih hijau.

  2. Menambah kandungan protein dan vitamin

  3. Berperan dalam sintesa minyak yang memiliki kegunaan pada proses pengerjaan gula.

  4. Memacu kemajuan anakan produktif.

  5. Memperbaiki warna, aroma, dan kelenturan daun tembakau ( khusus pada tembakau omprongan).

  6. Memperbaiki aroma, mengurangi penyusutan selama penyimpangan, menambahumbi bawang merah dan bawang putih.




Artikel Lain : Cara Membuat Pupuk Organik




Pemberian sulfur memiliki imbas yang faktual kepada hasil produksi padi sawah. Negara Indonesia merupakan negara agraris yang senantiasa memerlukan amonium sulfat sebagai pupuk nitrogen. Keuntungan penggunaan Amonium Sulfat (pupuk ZA) dibandingkan pupuk nitrogen yang lain yakni :





  1. Mengandung bagian nitrogen dan welirang sedangkan unsur sulfur ini tidak dimiliki pupuk nitrogen lainnya, misal urea (CO(NH2)2), amonium nitrat (NH4NO3) dan sendawa chili (NaNO3). Kedua bagian ini ialah jenis unsur hara yang diharapkan tumbuhan dalam jumlah besar atau disebut makronutrient (Setyamidjaja, 1986).

  2. NH4+ dapat diserap secara langsung oleh tumbuhan sehingga tidak membutuhkan mikroorganisme tanah untuk mengurai senyawa NH4+ menjadi komponen nitrogen, seperti pada pupuk urea (CO(NH2)2).




Macam-Macam Proses Pembuatan Pupuk ZA



  • Proses Netralisasi Langsung


Amonium sulfat dibuat dalam suatu unit netralizer dan crystalizer dengan mereaksikan langsung gas amonia dengan asam sulfat yang masuk melalui alur recycle slurry, direaksikan dan dipanaskan di slurry recycle. Slurry kemudian di flash pada upper chamber dibawah tekanan vakum yakni sekitar 55 – 58 mmHg. Panas reaksi yang terjadi dalam reaktor dikelola dan dihilangkan dengan penambahan air atau pendinginan dengan udara ke dalam reaktor. Unit netralizer dan crystalizer dibentuk terpisah untuk mempermudah tata cara operasi dan control proses. Kesetimbangan optimum antara energi udara pendingin dengan yield kristal diperoleh dikala unit crystalizer di- control pada suhu 63 – 66°C.




Dalam proses ini keadaan pH yaitu berkisar 3-3,5. pH perlu dijaga biar tetap pada range tersebut untuk menghindarkan yield minimum, dan kristal yang tipis. Kelebihan asam akan menimbulkan perkembangan kristal berlebih khususnya di pipa, sehingga membutuhkan pelarutan kembali kristal dengan steam. Sebaliknya, kelemahan asam menjadikan kualitas kristal yang rendah, sehingga akan menyebabkan sistem pembersihan dan storage sulit, serta kandungan nitrogen juga rendah (Gowariker,dkk., 2009). Reaksi:


2 NH3 (g) + H2SO4(aq) → (NH4)2SO4(s) ΔH=-274 KJ/mol (-65,5 Kcal/mol)




Artikel Lain : Pupuk NPK





  • Proses Karbonasi Batubara


Amonium sulfat mampu diproduksi dari hasil samping pembakaran batubara (coke-oven gas). Batubara bituminous dipakai untuk pabrikasi gas dan bikinan coke (arang). Batubara ini mengandung 1-2% nitrogen (N) dan mampu diperoleh 15-20% NH3, yakni berkisar 2,5-3 kg NH3/ ton batubara. Gas NH3 yang diperoleh akan dipakai selaku materi baku dalam pembuatan amonium sulfat. Ada tiga sistem yang bisa dipakai, yakni direct method, indirect method dan semi direct method.





  1. Direct Method


Dalam direct method, semua gas yang terbentuk didinginkan apalagi dulu untuk menghilangkan sejumlah tar, lalu dialirkan ke- bubble saturator spray, dimana lalu dicuci asam sulfat untuk membentuk slurry amonium sulfat. Kristal amonium sulfat yang terbentuk dalam cairan turun kemudian dipisahkan dan dicuci dalam centrifuge kemudian dikeringkan. Kristal kering yang dihasilkan dikirim melalui conveyor untuk disimpan.




Kelebihan:



  • Biaya investasi dan operasi yang rendah.


Kekurangan:



  1. Di dalam kristal yang diperoleh didapati sejumlah tar dan pyridin, sehingga memerlukan rekristalisasi kembali sebelum dipasarkan.

  2. Tingkat korosinya tinggi, klorid dari minyak dan tampungan air yang digunakan akan menghasilkan Amonium Klorida dan mengakibatkan korosi, kecuali sudah dipasangi peralatan khusus pencegah korosi.

  3. Sulit untuk mengatur tingkat optimum asam bebas yang diharapkan untuk menekan impurities dan optimum pH untuk mengoptimalkan pertumbuhan kristal.





  1. Indirect Method


Pada proses ini, gas panas dari panggangan utama didinginkan dengan resirkulasi cairan pencuci dan water scrubbing. Campuran cairan kemudian dipanaskan dengan steam dalam kolom stripper tipe bubble untuk melepaskan amonia bebas dalam senyawa garam. Steam lewat lewat kolom kedua stripper lalu amonia dan cairan diaduk dengan uap sehingga diperoleh amonia mentah yang selanjutnya didestilasi ulang atau diubah menjadi amonium sulfat dalam saturator kristaliser. Amonium sulfat yang diperoleh bebas dari impurities serta prosesnya fleksibel.




Artikel Lain : Cara Membuat Pupuk Kompos




Kelebihan:



  • Hasil Amonium Sulfat yang lebih murni dan dengan yield recovery Ammonia yang lebih tinggi.


Kekurangan:



  1. Limbah buangan yang perlu diolah kembali agar tidak mencemari lingkungan.

  2. Amonia yang hilang besar alasannya adalah reaksi dan perembesan yang tidak sempurna.

  3. Semi – Direct Method




Metode ini ialah adonan dari direct method dan indirect method. Dalam proses ini gas mula – mula didinginkan dan dicuci untuk menghilangkan sejumlah tar dan untuk memproduksi larutan kondensat yang banyak mengandung amonia bentuk gas. Kemudian amonia cair dipanaskan hingga suhu 700C dan diabsorbsi dengan asam sulfat encer 5-6% dan menghasilkan larutan amonium sulfat bosan dengan suhu 50–700C. Semi -direct method memproduksi amonium sulfat atau posfat dan amonia dengan yield yang tinggi. (Gowariker,dkk., 2009)





  • Reaksi antara Amonium Karbonat dengan Gypsum


Metode ini disebut juga dengan dengan proses Merseburg. Metode ini didasarkan pada penggabungan amonia dan karbon dioksida untuk menciptakan larutan amonium karbonat. Larutan amonium karbonat yang terbentuk direaksikan dengan gypsum (CaSO4.2H2O) sehingga diperoleh amonium sulfat dan kalsium karbonat.




Reaksi:


NH3 + H2O → NH4OH


2NH4OH + CO2 → (NH4)2CO3 + H2O


CaSO4.2H2O + (NH4)2CO3 → (NH4)2 SO4 + CaCO3 + 2 H2O


Reaksi-reaksi yang terjadi dalam proses Merseburg bersifat eksotermik.





  • Keuntungan:




  1. Proses menggunakan materi baku gypsum (Gypsum FGD) dari buangan PLTU watu bara yang berharga murah.




  2. Prosesnya tidak memerlukan supply belerang (Gowariker,dkk., 2009).




  3. Proses reaksi pada suhu dan tekanan rendah (keadaan vakum).




  4. Proses pembuatan amonium sulfat dari gypsum sintetik menciptakan konversi 83% dan kemurnian hingga 99% (Chou, 1995).




  5. Kalsium karbonat sebagai hasil samping yang mampu dipakai untuk bikinan semen, dan pupuk.






Artikel Lain : Manfaat Pupuk Organik Bagi Tanaman Dan Fungsi Unsur Hara Makro




Secara biasa perbedaan antara ketiga proses tersebut mampu dilihat pada tabel berikut ini:


perbedaan antara ketiga prosesKeterangan:( + = rendah, ++ = sedang, +++ = tinggi )




Produksi Pupuk ZA Dengan Proses Netralisasi


Ammonium sulfat (ZA) mampu dibentuk dengan banyak sekali cara yang sudah diuraikan. Namun ada beberapa usulandalam memilih  metode yang tepat dilakukan di Indonesia. Pada tahun 1920-an, proses karbonasi batubara sangatlah terkenal di golongan industri. Namun pada perkembangannnya, proses ini kian menyusut seiring dengan meningkatnya instalasi oil-gas proccess dan penggunaan minyak serta gas alam untuk pemanasan. Proses Merseburg pertama kali dikerjakan di Inggris pada tahun 1951 dan di India pada tahun 1967. Proses ini cocok untuk dipakai di banyak sekali negara dimana suplay gypsum tersedia dalam jumlah banyak mirip Inggris, Prancis, Jerman dan India.




Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut proses yang sesuai digunakan dalam pembuatan ZA di Indonesia yaitu proses netralisasi, alasannya adalah memiliki banyak laba. Bahan baku yang dipakai dalam proses pengerjaan pupuk ZA dengan tata cara netralisasi yakni amoniak dan asam sulfat (reaktan murni). Metode netralisasi lebih banyak dipakai terutama di Indonesia sebab gampang, cepat, memiliki konversi yang tinggi, dan memakai materi baku yang mudah didapat.




Berikut ini ialah gambar diagram alir proses pengerjaan pupuk ZA dengan sistem netralisasi:


proses-pembuatan-pupuk-ZA




Aplikasi Pupuk ZA Dan Penggunaannya Dalam Pertanian



  • Aplikasi ZA Di Bidang Industri


Senyawa amonium sulfat atau lebih dikenal juga dengan nama ZA biasa digunakan sebagai pupuk sumber nitrogen bagi tumbuhan. Namun ZA juga bisa digunakan dalam bidang industri, antara lain yaitu sebagai berikut:





  • Dalam industri penyamakan digunakan untuk proses deliming ataupun menghilangkan zat kapur dari kulit (ISTT, 2010).


Pembuangan kapur bermaksud untuk menetralkan kulit dari basa balasan pengapuran (pH 11) menjadi mendekati pH netral adalah 8 kondisi pH netral ini digunakan dalam proses supaya mampu melakukan pekerjaan dengan baik. Disamping itu juga untuk menghindari pengerutan kulit dan timbulnya endapan kapur yang terdapat bereaksi dengan bahan penyamak. Bahan-bahan kimia yang dibutuhkan yaitu asam sulfat, asam semut atau garam amonium sulfat. Penggunaan bahan kimia tersebut biasanya dilakukan dengan cara mencampur garam amonium sulfat (ZA) dengan salah satu asam tersebut.




Artikel Lain : Cara Membuat Arang Sekam Yang Baik Untuk Hidroponik Dan Pupuk





  1. Dalam industri makanan digunakan dalam bumbu, penyedap rasa, isolasi protein, camilan, selai, jeli, dan minuman non-alkohol (IFICF, 2009).

  2. Dalam industri tekstil dipakai sebagai aditif pada proses pewarnaan (Martin Resources, 2008).

  3. Dalam bidang mikrobiologi dipakai selaku nutrisi pada kultur basil dan mikroorganisme penghasil enzim (Martin Resources, 2008).




Lapisan Nata yang terbentuk merupakan hasil samping dari metabolisme bakteri Acetobacter xylinum, yaitu ialah kapsul selubung bakteri yang tersusun atas selulosa.Seperti halnya tumbuhan atau mahluk hidup lainnya, basil Acetobacter xylinum mebutuhkan nutrien untuk metabolisme tubuhnya.  ZA adalah salah satu nutrisi/makanan yang berperan sebagai sumber Nitrogen pada metabolisme kuman tersebut, selain gula, dan substrat air kelapa yang dipakai pada proses fermentasi nata. ZA.




Cara Penggunaan Pupuk ZA


Pupuk ZA yakni pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi komplemen hara nitrogen dan belerang bagi tumbuhan. Pupuk ZA dapat digunakan untuk aneka macam macam flora. Berikut ini adalah cara penggunaan pupuk ZA:





  • Cara penggunaan pupuk ini adalah dengan menebarkannya di tanah.


ZA ialah pupuk akar, adalah pupuk yang penyerapannya melalui akar tumbuhan. Maka dari itu pupuk ini dipakai dengan cara penebaran di tanah.





  • ZA termasuk pupukfast release.


Pupuk fast release yaitu pupuk yang bila ditebarkan ke tanah maka dalam waktu singkat bagian hara yang ada atau terkandung langsung mampu dimanfaatkan oleh tanaman. Kelemahan pupuk ini yakni terlalu cepat habis, bukan cuma alasannya diserap oleh flora namun juga menguap atau tercuci oleh air.



  1. Tidak menyerap banyak air (higroskopis), sehingga walaupun pupuk ini tergolong fast release akan tetap menguntungkan jikalau dipakai.

  2. Reaksi kerjanya lambat sehinggasangat diusulkan sebagai pupuk dasar dan pupuk susulan untuk semua jenis tumbuhan. Selain itu adalah karena bagian hara sulfur diharapkan tumbuhan semenjak awal perkembangan.

  3. Pupuk ZA dapat dicampur dengan pupuk lainnya.

  4. Pemakaiannya harus disertai kapur, kalau tidak maka dapat bersifat racun bagi tanah. Tanpa adanya batuan kapur, ammonium sulfat akan bebas bereaksi dengan besi, aluminium, dan mangan membentuk racun besi, aluminium, dan mangan.

  5. Pupuk ini mesti diberikan pada tanah yang bersifat basa dan pemberiannya dihentikan berlebihan. Karena sifat reaksinya asam, sehingga keunggulan pupuk ammonium sulfat menyebabkan tanah besifat asam.

  6. Dianjurkan untuk dipakai pada daerah yang panas.

  7. Tahan disimpan dalam waktu lama karena senyawa kimianya stabil.




Artikel Lain : Cara Menanam Semangka – Pupuk, Bibit, Makalah Dan Analisanya




Demikian penjelasan postingan diatas wacana Pupuk ZA – Proses Pembuatan, Harga, Manfaat, Dosis Untuk Tanaman agar bermanfaat bagi pembaca setia Lahan.Co.Id


Comments

Popular posts from this blog

masa subur sehabis haid Kenali kitaran haid dan penting untuk kesuburan ~ ziana eunos

Banyak Di Cari Psu Credit Card References

Cara Mengatur Suhu Kulkas Polytron Belleza 2 Pintu